TAG : Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2020
Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Juli 2020 tercatat surplus US$ 3,26 miliar, melanjutkan tren surplus berturut-turut sejak Mei 2020.
Melihat perkembangan di sepanjang Agustus 2020, bagaimana prediksi para ekonom tentang neraca dagang pada bulan lalu?
EKONOM IKS
Peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memprediksi, neraca dagang Indonesia pada Agustus 2020 akan kembali surplus sebesar US$ 2,2 miliar.
Surplus neraca perdagangan pada bulan lalu disebabkan oleh kinerja nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor. “Ekspor diperkirakan sebesar US$ 14,1 miliar, sedangkan nilai impor diperkirakan sebesar US$ 11,9 miliar,” kata Eric
Nilai tersebut ekspor berarti mencatat peningkatan 2,9% mom meski bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2019, nilai ekspor masih terkoreksi 1,1% yoy.
Peningkatan nilai ekspor secara bulanan didorong oleh kenaikan permintaan dari negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia, seperti China, Uni eropa, dan ASEAN. Selain itu, ini juga didorong oleh peningkatan harga komoditas.
Sementara itu, nilai impor tercatat meningkat 13,8% mom meski bila secara tahunan masih terkontraksi 15,9% yoy. “Peningkatan impor secara bulanan disebabkan oleh perusahaan-perusahaan yang mulai berproduksi sehingga mulai mengimpor bahan baku,” tambah Eric.
EKONOM BCA
Sementara itu, ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memprediksi neraca perdagangan juga akan mencetak surplus US$ 1,59 miliar.
Ia menebak, ekspor diprediksi masih akan turun 14,3% yoy, sedangkan impor tercatat terkontraksi lebih dalam, yaitu minus 24,7% yoy.
source : static.republika.co.id
EKONOM BANK PERMATA
Selanjutnya: Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang Agustus 2020 surplus US$ 2,24 miliar
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan Juli 2020 akan membukukan surplus US$1,24 miliar, lebih rendah dari Juni 2020 tercatat surplus US$1,27 miliar.
“Diperkirakan secara bulanan ekspor akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,7 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), sementara impor akan bertumbuh 7,5 persen mtm,” katanya.
Josua menjelaskan, pertumbuhan ekspor pada Juli 2020 akan didorong oleh kenaikan indikator manufaktur di negara-negara mitra dagang Indonesia, hingga mencapai level ekspansi, seperti kawasan Eropa, AS, dan Tiongkok.
Hal ini tercermin dari PMI Manufaktur di negara-negara tersebut yang mencapai level di atas 50, misalnya PMI Manufaktur kawasan Eropa yang mencapai 51,8, AS 50,9, dan China 51,8.
Di sisi lain, mayoritas harga komoditas juga mengalami peningkatan, seperti CPO dan karet, yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 12,75 persen mtm dan 12,63 persen mtm. Sementara harga batu bara masih mengalami penurunan sebesar 0,38 persen.
“Pada Juli 2020, diperkirakan pertumbuhan impor juga akan mengalami peningkatan seiring dengan pemulihan sektor manufaktur Indonesia dan kenaikan harga minyak dunia,” katanya.
Tercatat, PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2020 mengalami peningkatan hingga mencapai level 46,9, sehingga Josua memperkirakan akan terjadi peningkatan impor bahan baku serta barang modal.
Sementara itu, harga minyak dunia juga mengalami kenaikan sebesar 3,78 persen mtm, dan diperkirakan akan mendorong kenaikan impor migas pada Juli 2020.
INFO BPS
Kepala BPS, Suhariyanto, menyampaikan, neraca dagang surplus sebesar 5,5 miliar dolar AS selama Januari hingga Juni 2020. Sementara di termin sama tahun lalu, neraca perdagangan defisit hingga 1,87 miliar dolar AS.
“Ini jauh lebih baik dari pada tahun lalu. Kita harapkan ini menunjukkan sinyal positif,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/7).
Mengutip data BPS, kinerja ekspor sepanjang Januari-JUni 2020 mencapai 76,4 miliar dolar AS sedangkan impor hanya 70,9 miliar dolar AS sehingga diperoleh surplus 5,5 miliar dolar AS.
Pada sektor perdagangan migas mengalami defisit sebesar 3,5 miliar dolar AS. Sebab, ekspor migas hanya mencapai 3,9 miliar dolar AS sedangkan impor tembus hingga 7,5 miliar dolar AS.
Namun, di sektor nonmigas mampu mencatatkan surplus 9,05 miliar dolar AS. Di mana ekspor nonmigas mencapai 72,4 miliar dolar AS sementara impor lebih rendah yakni 63,9 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, Suhariyanto mengatakan, ekspor pada semester I tahun ini paling banyak disumbang doleh ekspor non migas khususnya bahan bakar mineral sebesar 9,37 miliar dolar AS. Ekspor komoditas tersebut berkontribusi hingga 12,94 persen terhadap total ekspor. Selanjutnya diikuti dengan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati senilai 8,94 miliar dolar AS dengan porsi 12,34 persen.
Pangsa ekspor terbesar masih ke Cina yakni 17,7 persen dengan nilai mencapai 12,83 miliar dolar AS. Diikuti Amerika Serikat sebesar 8,59 miliar dolar AS dan Jepang 6,29 miliar dolar AS.
Kemudian pada sisi impor, Suhariyanto menyatakan impor terbesar semester I 2020 terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis senilai 10,83 miliar dolar AS atau 17,09 persen dari total impor. Selanjutnya masih dari mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 13,78 persen atau senilai 8,73 miliar.
Adapun, untuk pangsa pasar terbesar impor juga dari Cina yakni 28,63 persen senilai 18,14 miliar dolar AS. Diikut Jepang 9,61 persen senilai 6,09 miliar dolar AS dan Singapura 6,64 persen dengan nilai 4,21 miliar dolar AS.
Menurut Suhariyanto, kinerja ekspor dan impor Indonesia tetap berpeluang untuk terus dalam tren positif. Namun, itu kembali kepada kegiatan masyarkat di dalam negeri di tengah pandemi Covid-19. “Kita tahu, pemerintah mengutamakan kesehatan, tapi kita juga jaga keseimbangan supaya aktivitas ekonomi berjalan,” katanya.
Ia menuturkan, sejak pemerintah menerapkan work from home, BPS melakukan survei perubahan mobilitas penduduk. Aktivitas di rumah tentunya mulai meningkat ketimbang aktivitas di tempat kerja. Sebaliknya, aktivita di tempat kerja mulai meningkat ketika pemerintah mulai menerapkan work from office di masa kenormalan baru.
Meski masih dibutuhkan waktu agar aktivitas seperti normal, hal itu setidaknya akan berdampak pada naiknya aktivitas ekonomi yang berimbas pada neraca perdagangan. Hanya saja, dari aspek tersebut, kunci agar tetap aman adalah menjaga protokol kesehatan.
TAG : Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2020
References :
- https://nasional.kontan.co.id/news/sejumlah-ekonom-memprediksi-neraca-dagang-indonesia-pada-agustus-2020-akan-surplus
- https://ekonomi.bisnis.com/read/20200813/9/1278930/neraca-dagang-juli-2020-berpotensi-surplus-ekspor-dan-impor-mulai-bergeliat
source : suaratani.com
https://republika.co.id/berita/qdhzbc370/semester-i-2020-neraca-perdagangan-ri-berbalik-surplus